Kamis, 22 September 2011

PKL Masih Membandel, Pol PP Akan Selalu Lakukan Penertiban



PEKANBARU-Seusai melakukan penertiban pedagang kaki lima (PKL) dibeberapa tempat keramaian seperti di Jalan A  yani, depan RSUD Arfin ahmad. Kepala Satpol PP kota Pekanbaru Edwar husnan mengatakan bahwa PKL masih membandel dan tidak bisa bekerja sama untuk menciptakan ketertiban lalu lintas, meski telah diberi himbauan untuk tidak menggelar dagangannya di pinggrir jalan.

"PKL ini memang susah diberikan pengajaran, padahal kami telah melakukan operasi rutin, namum mereka tetap saja main kucing-kucingan," katanya ketika Ditemui Haluan Riau Kamis (22/9)

Dia juga menambahkan, bahwa pada razia tadi pagi pihaknya telah mengamankan dua unit gerobak milik PKL yang membandel. pihaknya juga telah memberikan sebuah peringatan keras untuk tidak menggelar dagangannya di tempat tersebut, pasalnya dapat mengganggu kelancaran lalu lintas.

"Dari tiga tempat yang kami razia, hanya dua PKL yang berhasil terjaring, dan langsung diberikan pengarahan," katanya lagi

Selanjutnya ia menyarankan kepada seluruh PKL, untuk lebih memperhatikan keselamatan, bukan hanya diri PKL yang akan celaka semua pengguna jalan juga akan merasakan dampaknya.

"Jadi carilah tempat yang lebih aman dan tidak menggangu ketertiban umum," tambahnya lagi.

Ketika disinggung terkait PKL yang menggelar dagangannya di Pasar Arengka, Edwar Husnan mengatakan hal itu bukan dibawah tugas dari Satpol PP, karena itu sepenuhnya diatus oleh Dinas pasar.

"Namun kami ddari Sat Pol PP jika dimintai bantuan untuk menertibkanya kami tetap selalu siap," paparnya.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Rabu, 21 September 2011

Canon EOS 550D Manjakan Fotografer Dengan Hasil Gambar Lebih Lembut


PEKANBARU-Bagi pengemar kamera DSLR Canon, saat ini mengeluarkan sebuah kamera DSLR 550D yang bentuknya mirip dengan pendahulunya yaitu 500D, namun camera ini dibandrol dengan harga Rp8.200.000. Ada  beberapa perbedaan di bentuk tombol dan besarnya LCD. Untuk Canon 550D ukurannya adalah 3inchi dan megapixel yang besar mencapai 18MP sehingga gambar yang dihasilkan lebih jenih dan lebut.

"Keunggulan kamera ini yaitu kualitas gambar yang dihasilkan lebih bagus dan lembut," ungkap Nurdin pemilik Toko Aneka Foto yang berada Di Jalan Tuanku Tambusa, Rabu (21/9).

Menurutnya kamera SLR Canon 550D dilengkapi sensor yang ukuran maksimalnya adalah 18 megapixel dan menggunakan image processor DIGIC 4 membuat respon kamera menjadi lebih baik dan kemampuan kontrol noise yang bagus sehingga walaupun menggunakan ISO yang tinggi.

"hasil gambar noisenya masih bisa diterima dan tetap menghasilkan gambar yang tetap baik." tuturnya


Lebih lanjut, Nurdin menjelaskan bahwa Canon rata-rata bodynya berwarna hitam yang terbuat dari plastik yang sangat kuat digabungkan dengan metal stainless steel pada sebagian bodynya.

"Bentuknya enak untuk dipegang dan beratnya yang ringan membuat kamera ini cocok untuk dibawa atau dipakai untuk liputan acara yang memerlukan waktu lebih panjang," jelasnya lagi

Untuk autofocus Canon 550D mempunyai 9 titik focus yang dapat dilihat pada viewfinder dan seperti biasanya kita dapat memilih salah satu atau beberapa titik focus yang akan digunakan. Dengan teknologi DIGIC 4 processor, kamera ini mampu mendapatkan gambar 3,7 frame per detik (fps).

"Fungsi ini berguna untuk mendapatkan gambar berlanjut pada saat moment tertentu, misalnya mengabadikan lompatan atau yang sejenisnya. Sehinnga dalam 1 detik kita bisa mendapatkan 3 foto lebih." tambah Nurdin lagi

Ketika disinggung dengan kelebihan DSLR 550D Nurdin mengatakan camera ini bisa merekam video full HD 1080p, dengan pilihan 24, 25 atau 30 fps (frame per second). Semakin besar fps movienya, akan semakin lancar hasil rekaman video yang dapat kita lihat.
"Jadi camera ini memiliki dua fungsi yaitu ambil gambar dan vidio," tutupnya
Baca selengkapnya » 0 komentar

Nikon D5100, Hasilkan Gambar Yang Nyata



PEKANBARU-Hampir seitap tahun Nikon selalu meluncurkan Innovasi terbaru, Dan tahun ini produk baru nikon yaitu Nikon D5100 sudah dirilis oleh nikon corporation.  Jika dilihat spesifikasinya, kamera Nikon yang diperkirakan seharga Rp8jutaan. Hal ini tentunya sangat menggiurkan dan ditambah lagi camera ini jika menjeprat lebih menghasilkan gambar yang lebih nyata.

"Memang untuk nikon lebih mahal sedikit dari pada merek canon, hal ini karena hasil gambar dari Nikon lebih nyata dan tajam," ungkap Nurdin Pemilik toko Aneka Foto ketika Ditemui haluan Riau, Rabu (21/9).

Dia juga menyebutkan bahwa jika dilihat dari spesifikasi yang dimilikinya dengan sistem web official Nikon  D5100 tersebut memiliki keunggulan seperti Nikon DX-format CMOS image sensor resolusi tinggi dan EXPEED 2 image Processing yang sama dengan D7000 . Dengan 16,2 megapixel, Nikon D5100 ini juga dilengkapi dengan HDR (High Dynamic Range) Processor yang dibenamkan dan terintegrasi dengan Shutter Release Button. HDR sendiri bisa dilakukan di Photoshop dan beberapa program HDR Processor.

"Dengan menyandang tehnologi HDR di Nikon D5100 ini tentunya lebih memudahkan pencinta gambar2 HDR untuk mengolah hasil fotonya," tambahnya.

Selanjutnya, Ia juga menjelaskan untuk monitor view bisa dilihat dari beberapa sudut. hal ini bisa dilakukan karena monitor view dibikin fleksibel dengan engsel sehingga monitor ini bisa di gerakkan ke segala sudut. Pengambilan gambar dari sudut yang susah pun bisa dilakukan oleh kamera ini.

"ini sebenarnya bukan tehnologi baru karena beberapa merk DSLR sudah menggunakan teknologi sebelumnya..

Bukan hanya itu saja, kelebihan dari Nikon ini juga memiliki D-Movie for recording and editing of Full-HD movies. Hal ini memungkinkan Nikon D5100 digunakan untuk merekam video dengan kualitas HD (1920 X 1080p, 30p).

"Dengan adanya fasilitas merekam dan editing ini tentunya memudahkan para traveler. Rekam jejak perjalanan bisa di dokumentasikan secara film dan gambar tanpa harus membawa 2 alat bersamaan"
Baca selengkapnya » 0 komentar

Kamera DSLR Canon dan Nikon Jadi Idola Fotografer



PEKANBARU-Kamera DSLR kini semakin jadi primadona. Soal merk kamera yang melekat kuat di benak kita bisa jadi adalah merk papan atas seperti Canon dan Nikon. Wajar saja, keduanya memang punya sejarah panjang di dunia fotografi dan terus berlanjut di era digital ini. Hingga kini, sudah banyak produk kamera yang mereka luncurkan, misalnya saja Canon EOS 1000D, Canon EOS 500D untuk Canon, sedangkan yang Diproduksi Nikon seperti Nikon 3000D dan Nikon 5000D.

"Bagi pencinta Fotografi lebih menyukai kamera dengan jenis Nikon dan Canon, hal ini di karenakan untuk menggunakanya tidak terlalu sulit serta kestabilannya saat membidik sebuah objek lebih bagus dan harganya juga berfariasi mulai dari harga empat jutaan hingga puluhan jutaan," ungkap Mustakin seorang Fotografer ketika Ditemui haluan Riau, Rabu (21/9).

Dia juga menambahkan, bahwa sebenarnya fotografi adalah sebuah hobi yang mahal, maka dari itu mempunyai sebuah kamera DSLR adalah sebuah kebanggaan tersendiri. apalagi jika foto yang pernah di ambil telah pernah di tampilkan dalam sebuah pameran.

"Maka dari itu, semakin mahal sebuah kamera maka semakin baguslah kualitas gambar yang dihasilkan," tuturnya.

Hal senada juga dikatakan Ambril seorang Dosen Fotografi disalah satu Universitas Ternama di Pekanbaru, Ia mengatakan bahwa untuk jenis foto DSLR merek nikon dan canon lebih disukai oleh para pemula, bukan tampa alasan kamera yang luncurkan oleh nikon dan  canon ini lebih sesuai dengan kantong seorang yang hendak belajar memotred.

"Saya slalu menyarankan pada mahasiswa saya jika ingin memiliki camera pilihlah merek nikon ataupun Canon, pasalnya kedua jenis Prodak ini keunggulannya hampir sama dan untuk kwalitas gambar sudah sangat bagus," jelasnya.

Dia juga menjelaskan bahwa untuk harga nikon memang lebih mahal sediki, hal ini karena nikon lebih banyk digunakan untuk pengambilan gambar yang komersil sehingga membutuhkan kwalitas yang tajam dan nyata. namun bukan berati canon lebih buruk, karena semua prodak masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.



Baca selengkapnya » 0 komentar

Camera Canon EOS 450D Body Hasilkan Foto Dengan Kualitas Prima




PEKANBARU-Dibandrol dengan harga Rp7.150.000 baik itu pemula ataupun seorang photografer profesional telah bisa memiliki sebuah kamera  Canon EOS 450D dilengkapi dengan fitur-fitur canggih, seperti fungsi Integrated Cleaning System, 14 bit analog-digital (A/D) conversion, 2 AF modes dan tentunya diperkuat dengan prosesor gambar DIGIC III. Perpaduan seluruh teknologi ini akan menghasilkan foto dengan kualitas prima.

“Canon EOS 450D, dapat memenuhi hasrat para fotografer untuk memperoleh hasil yang labih bagus dan Prima” ungkap Nurdin seorang pemilik Toko Aneka Foto yang berada di jalan Tuanku Tambusai ketika dijumpai Haluan Riau, Rabu (21/9)

Dia juga menambahkan, Canon EOS 450D hadir dengan inovasi teknologi terdepan disertai dengan berbagai kemudahan pengoperasian bagi para penggunanya. Kesempurnaannya semakin lengkap dengan CMOS Sensor APS-C 12.2 megapixels yang menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi.

"Ini lah yang membuatnya mudah digunakan oleh seorang pemula," tambahnya lagi.

Bukan hanya itu saja, Nurdin juga menjelaskan keunggulan lain dari Canon EOS 450D adalah 9 titik AF yang cepat dan akurat dengan titik tengah yang dapat bekerja lebih cepat dengan lensa bukaan f/2.8. Sensor secara otomatis juga akan mengoreksi fokus yang disebabkan oleh kondisi cahaya yang berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan auto focus yang konsisten.

"kamerea ini juga dilengkapi dengan auto Fokus yang stabil," tuturnya.

Spesifikasi lainya,Canon EOS 450D ini menggunakan LCD monitor 3 inchi beresolusi 230.000 piksel yang sangat nyaman bagi mata penggunanya. Dengan fitur Live View para pengguna dapat membidik gambar hanya dengan melihat LCD monitor tanpa melalui optical viewfinder yang juga disertai dengan fungsi 5x dan 10x zooming sehingga fokus yang lebih presisi pun dapat dihasilkan. Fungsi viewfinder juga dapat ditingkatkan hingga pembesaran 0.87x.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Selasa, 20 September 2011

kehidupan





Setelah Maut

bunga karang dan kasih sayang
merebak di atas makam, ketika
lepas tubuh dari bayang-bayang
doa-doa meriak
langkah pun menjarak

2008-2009



Pulau


mari ke pulau bersamaku
dipulun ombak dan
karang terjal
pantai sunyi
diteduh pohon kelapa kita bernyanyi
membuang hari

kandangpadati, 2008-2009


Penyerahan

hujan rintik di halaman
pintu dan jendela terbuka perlahan
embun pun menguap di rumah tuan

Rumah Teduh, 2007


Pencerahan

oh tuhan, cahaya bangkit
dari dalam diriku

Rumah Teduh, 2007


Baca selengkapnya » 0 komentar

Sayap Maut



sepasang sayap menyembul di punggungmu
saat senja hendak turun

aku berdiri
di sekitar pagar kawat duri
tanpa kepak sayap nuri

nuri terbang tinggi
kauturut pergi

duri di laman mulai luruh
kaupun menjauh

tanpa kepak sayap terpaut
kita terasa dekat dengan maut

Rumah Teduh, 2007

Baca selengkapnya » 0 komentar

Harimau Sumatra




suara apa yang menggema dari dalam hutan
bukan pohon ditumbang angin
tidak kembara disesat ingin

seperti suara sepi memagut akar belukar, pada
saat malam merambat, dan

mata silau bersiraman cahaya bulan
datuk, hikayat telah diturunkan
datuk, melesat ke tiap pegunungan

serupa cakar yang berbekas, pada
setapak jalan

jejak siapa yang tertinggal hanya tanya

2007-2009
Baca selengkapnya » 0 komentar

Modem Advanjetz Lebih Ekonomis Dan sesuai Kantong Mahasiswa.



PEKANBARU-Cukup dengan Gatget Rp369.000. kita telah dapat mengantongi, sebuah modem Advan seri DT8 memberikan paket unlimited akses internet TELKOMSELFlash secara gratis selama 3 bulan berturut-turut dengan kapasitas 500 mengabyte. Inilah yang membuat modem imut ini di sukai oleh kalangan mahasiswa karena lebih ekonomis dan sesuai dengan kantong mahasiswa.

"Seiring semakin tingginya kebutuhan masyarakat mengakses internet secara mobile, kami akan terus menyediakan berbagai pilihan paket bundling modem TELKOMSELFlash dengan harga yang semakin terjangkau,"ungkap Maya salah seorang marketing Di Accer Point yang berada Di Paza Senapelan lantai II ketika Ditemui Haluan Riau, Selasa (20/9).


Dia juga menambahkan behwa tawaran paket bundling(Gratis selama tiga bulan) pada  modem Advanjetz telah bekerja sama antara Telkomsel dengan Advan.

"Jadi kalo jaringan, gausah di tanyain lagi karena kwalitasnya telah terbukti," tambahnya lagi.

Modem AdvanJetz DT8, katanya, memiliki kemampuan mengakses internet dengan kecepatan hingga 7,2 Mbps. Jadi modem ini  mempunyai kecepatan itnggi untuk mendawnload maupun mengaplod.

Dengan modem ini, Masyarakat bisa memperoleh paket modem yang di-bundle dengan perdana Flash Unlimited ini di seluruh jaringan distribusi dan layanan purna jual Advan yang tersebar hingga tingkat kecamatan di 28 kota di Indonesia
Baca selengkapnya » 0 komentar

Senin, 19 September 2011

sembahwang bulan tradisi warga tionghoa

Warga Tionghoa yang beraliran Tri Dharma (Kong Hu Cu, Tao, dan Buddha) banyak melakukan aneka ritual peribadatan setiap tahunnya. Salah satunya yang rutin dilaksanakan setiap bulan adalah sembahyang bulan. Tradisi peribadatan sembahyang bulan ini sendiri dilaksanakan tiap tanggal 1 dan 15 dalam penanggalan Imlek.
Biasanya, waktu pelaksanaan sembahyang bulan adalah pada saat tengah malam. Namun, karena terbentur waktu, jadwal, atau kesibukan, ada juga warga Tionghoa yang menggelar ritual sembahyang bulan sebelum tengah malam. Kendati demikian, setiap orang Tionghoa yang melaksanakan sembahyang bulan tetap berusaha menghadirkan suasana khusyuk dan tenang.
Tata cara sembahyang bulan juga tak berbeda dengan tata cara sembahyang lainnya dalam tradisi Tionghoa yakni berkunjung ke Klenteng dan menghadap setiap dewa dan dewi. Perlengkapan yang dipersiapkan juga terbilang umum seperti dupa dan sesajen berupa buah-buahan.
Sembahyang bulan terdiri dua macam, sembahyang bulan kosong dan sembahyang bulan purnama. Sembahyang bulan kosong dilaksanakan setiap tanggal 1 dalam penanggalan Imlek. Sedangkan sembahyang bulan purnama dilaksanakan pada tanggal 15.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Kemiskinan


Ada sebuah anekdot yang bisa menjawab pertanyaan mengapa sampai saat ini bangsa Indonesia tetap miskin, sementara negara-negara lain yang dulunya bernasib sama, kini melesat jauh meninggalkan kita? Ternyata jawabannya sederhana. Semua masalah berpangkal pada pasal 34 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak telantar dipelihara oleh negara”. Seandainya kata “dipelihara” tidak digunakan, atau kata tersebut dahulu oleh founding fathers ditulis “dibiayai” oleh negara, pasti hasilnya akan berbeda, yakni tidak akan ada lagi fakir miskin dan anak-anak telantar di Indonesia. Mengapa bisa demikian? Ya, kata “dipelihara” adalah “persoalan psikologis” yang mengakibatkan penguasa berperilaku seperti pemelihara ternak. Negara tampaknya menggunakan logika ngawur, menganggap wajar jika sesuatu (termasuk orang miskin dan anak-anak telantar) dipelihara, jumlahnya akan semakin berkembang biak. Seandainya pemerintah harus “membiayai” sedemikian banyak jumlah orang miskin dan anak-anak telantar, niscaya secara psikologis akan merasa rugi sehingga tidak mau berlama-lama mengeluarkan berbagai biaya. Maka yang dilakukan pemerintah berikutnya adalah segera cepat-cepat menyejahterakan rakyatnya dan menghilangkan segala bentuk kemiskinan.
Anekdot di atas hanyalah satire tentang kemiskinan di Indonesia. Tanpa bermaksud menganalogikan orang miskin seperti ternak peliharaan, kebijakan pemerintah tentang kemiskinan selama ini diakui atau tidak memang penuh dengan ironi dan paradoks. Berkaca pada amanat Undang-Undang Dasar 1945 misalnya, yang sangat jelas menyebut “Fakir miskin dan anak-anak telantar dipelihara oleh negara” ternyata praktiknya menunjukkan kontradiksi. Bahkan, kendatipun Indonesia telah meratifikasi Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2005, kenyataannya rakyat Indonesia masih tetap berkubang dalam kemiskinan.
Mengapa tiba-tiba blog bincang media membahas kemiskinan? Sejujurnya, tulisan ini saya post karena gerah melihat statemen-statemen narasumber berita di media tentang kondisi kemiskinan di Indonesia yang ironisnya dikutip mentah-mentah oleh reporter. Seolah-olah jika pemerintah membuat statemen tentang penurunan angka kesmikinan, kemudian pernyataan tersebut diklarifikasi ke Biro Pusat Statistik (BPS) atau pengamat ekonomi, kewajiban media sudah selesai. Apalagi jika media sampai pada kesimpulan “Indonesia masih miskin, pemerintah gagal” seakan media telah berjasa menjalankan fungsi sebagai pahlawan masyarakat.  Gambar-gambar liputan yang ditampilkan pun klise: rumah-rumah liar di daerah kumuh, balita yang menangis menyayat hati, atau potret ibu-ibu yang mengantri panjang menunggu giliran menukar kupon sembako. Berangkat dari hipotesis tersebut, tulisan ini mencoba menguraikan persoalan kemiskinan dalam konteks ke-Indonesiaan, dimulai dari pengertian kemiskinan sampai perdebatan seputar indikator pengukuran kemiskinan. Pemahaman ini minimal harus diketahui oleh wartawan yang meliput berita kemiskinan. Kemiskinan (dalam berbagai spektrum pemaknaan) tidak dapat hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga harus menjadi tanggung jawab bersama, termasuk media.

Perdebatan Definisi Kemiskinan: Dari Konseptual, Indikator, hingga Statistik
Dalam buku Ilmu Sosial dan Kekuasaan di Indonesia, Aris Ananta (2006: 198) menengarai, perdebatan mengenai pendefinisian orang miskin bukan perkara mudah. Menurutnya pendekatan kuantitatif yang lazim dipakai untuk mengukur kemiskinan adalah mendefinisikan kebutuhan minimum untuk kehidupan yang layak. Namun demikian “kehidupan yang layak” juga memerlukan pendefinisian tersendiri. Para sarjana memiliki penjabaran yang beragam untuk istilah ini. Setiap penjabaran mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Biro Pusat Statistik (BPS) misalnya menggunakan pendekatan ekonomi dalam mendefinisikan kemiskinan. Menurut BPS, orang miskin adalah orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan minimumnya, baik kebutuhan makanan maupun kebutuhan lainnya. Garis kemiskinan makanan adalah jumlah rupiah yang dibutuhkan agar seseorang dapat mengonsumsi 2100 kalori per hari selama sebulan. Rata-rata seorang manusia memerlukan 2100 kalori per hari agar hidup sehat. Sementara itu garis kemiskinan nonmakanan ditentukan berdasarkan perhitungan mengenai kebutuhan dasar seperti perumahan, pakaian, kesehatan, dan transportasi (Ananta, 2006: 198).
Menurut Yuna Farhan, 2006 (sebagaimana dikutip Zada, Kompas, 13 November 2007), kemiskinan merupakan persoalan yang sangat kompleks, tidak semata-mata berhubungan dengan rendahnya pendapatan dan tingkat konsumsi masyarakat, namun berkaitan dengan rendahnya tingkat pendidikan, akses kesehatan, ketidakberdayaan untuk berpartisipasi dalam dalam proses pengambilan keputusan publik, ketidakmampuan menyampaikan aspirasi, serta berbagai masalah yang berkaitan dengan pembangunan manusia.
Senada dengan pandangan Farhan, Gregorius Sahdan (Jurnal Ekonomi Rakyat, Maret  2005) menyebut kemiskinan sebagai konsep yang sangat beragam, mulai dari sekadar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan, kurangnya kesempatan berusaha, hingga pengertian lebih luas yang memasukkan aspek sosial dan moral. Ia menyitir pendapat yang mengatakan bahwa kemiskinan terkait dengan sikap, budaya hidup, dan lingkungan dalam suatu masyarakat. Ia juga menambahkan bahwa kemiskinan merupakan ketakberdayaan sekelompok masyarakat terhadap sistem yang diterapkan oleh suatu pemerintahan sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi (kemiskinan struktural). Tetapi pada umumnya, ketika orang berbicara tentang kemiskinan, yang dimaksud adalah kemiskinan material. Dengan pengertian ini, maka seseorang masuk dalam kategori miskin apabila tidak mampu memenuhi standar minimum kebutuhan pokok untuk dapat hidup secara layak. Ini yang sering disebut dengan kemiskinan konsumsi. Definisi kemiskinan konsumsi sangat bermanfaat untuk mempermudah membuat indikator orang miskin, tetapi definisi ini sangat kurang memadai dalam menjelaskan kemiskinan karena; (1) tidak cukup untuk memahami realitas kemiskinan; (2) dapat menjerumuskan ke kesimpulan yang salah bahwa menanggulangi kemiskinan cukup hanya dengan menyediakan bahan makanan yang memadai; (3) tidak bermanfaat bagi pengambil keputusan ketika harus merumuskan kebijakan lintas sektor, bahkan bisa kontraproduktif.
Dalam pandangan modern, kemiskinan dalam berbagai bidang sebagaimana disebut sebagai kemiskinan plural karena ditanggung secara bersama-sama dalam satu komunitas. Sekurang-kurangnya ada 6 macam kemiskinan yang ditanggung komunitas, yaitu: 1). Kemiskinan sub-sistensi, yaitu penghasilan rendah, jam kerja panjang, perumahan buruk, fasilitas air bersih mahal; 2). Kemiskinan perlindungan, yakni lingkungan buruk (sanitasi, sarana pembuangan sampah, polusi), kondisi kerja buruk, tidak ada jaminan atas hak pemilikan tanah; 3). Kemiskinan pemahaman: kualitas pendidikan formal buruk, terbatasnya akses atas informasi yang menyebabkan terbatasnya kesadaran atas hak, kemampuan dan potensi untuk mengupayakan perubahan; 4). Kemiskinan partisipasi, yang berarti tidak ada akses dan kontrol atas proses pengambilan keputusan yang menyangkut nasib diri dan komunitas; 5). Kemiskinan identitas, yaitu terbatasnya perbauran antar kelompok sosial, terfragmentasi;  6). Kemiskinan kebebasan, yang ditandai dengan tingginya stres, rasa tidak berdaya, tidak aman baik di tingkat pribadi maupun komunitas.
Dalam kaitan pendefinisian kemiskinan yang kompleks ini, BAPPENAS (2001) mendefinisikan kemiskinan secara lebih komprehensif, dengan melihat kemiskinan sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, yang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar masyarakat tersebut antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Untuk mewujudkan hak-hak dasar masyarakat miskin ini, BAPPENAS menggunakan beberapa pendekatan utama antara lain; pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach), pendekatan pendapatan (income approach), pendekatan kemampuan dasar (human capability approach) dan pendekatan objective and subjective.
Pendekatan kebutuhan dasar, melihat kemiskinan sebagai suatu ketidakmampuan (lack of capabilities) seseorang, keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan minimum, antara lain pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, penyediaan air bersih dan sanitasi. Menurut pendekatan pendapatan, kemiskinan disebabkan oleh rendahnya penguasaan asset, dan alat-alat produktif seperti tanah dan lahan pertanian atau perkebunan, sehingga secara langsung mempengaruhi pendapatan seseorang dalam masyarakat. Pendekatan ini, menentukan secara rigid, standard pendapatan seseorang di dalam masyarakat untuk membedakan kelas sosialnya. Pendekatan kemampuan dasar menilai kemiskinan sebagai keterbatasan kemampuan dasar seperti kemampuan membaca dan menulis untuk menjalankan fungsi minimal dalam masyarakat. Keterbatasan kemampuan ini menyebabkan tertutupnya kemungkinan bagi orang miskin terlibat dalam pengambilan keputusan. Pendekatan objektif atau sering juga disebut sebagai pendekatan kesejahteraan (the welfare approach) menekankan pada penilaian normatif dan syarat yang harus dipenuhi agar keluar dari kemiskinan. Pendekatan subjektif menilai kemiskinan berdasarkan pendapat atau pandangan orang miskin sendiri (BPS, UNDP, BAPPENAS, 2001).
Dari pendekatan-pendekatan tersebut, indikator utama kemiskinan dapat dilihat dari; (1) kurangnya pangan, sandang dan perumahan yang tidak layak; (2) terbatasnya kepemilikan tanah dan alat-alat produktif; (3) kuranya kemampuan membaca dan menulis; (4) kurangnya jaminan dan kesejahteraan hidup; (5) kerentanan dan keterpurukan dalam bidang sosial dan ekonomi; (6) ketidakberdayaan atau daya tawar yang rendah; dan (7) akses terhadap ilmu pengetahuan yang terbatas.

Indikator-indikator pada bahasan di atas oleh oleh BAPPENAS dipertegas dengan rumusan konkret sebagai berikut ini; Pertama, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, dilihat dari stok pangan yang terbatas, rendahnya asupan kalori penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita dan ibu. Sekitar 20 persen penduduk dengan tingkat pendapatan terendah hanya mengkonsumsi 1.571 kkal per hari. Kekurangan asupan kalori, yaitu kurang dari 2.100 kkal per hari, masih dialami oleh 60 persen penduduk berpenghasilan terendah (BPS, 2004);
Kedua, terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan disebabkan oleh kesulitan mandapatkan layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar, kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat, dan kurangnya layanan kesehatan reproduksi;  jarak fasilitas layanan kesehatan yang jauh, biaya perawatan dan pengobatan yang mahal. Di sisi lain, utilisasi rumah sakit masih didominasi oleh golongan mampu, sedang masyarakat miskin cenderung memanfaatkan pelayanan di PUSKESMAS. Demikian juga persalinan oleh tenaga kesehatan pada penduduk miskin, hanya sebesar 39,1 persen dibanding 82,3 persen pada penduduk kaya. Asuransi kesehatan sebagai suatu bentuk sistem jaminan sosial hanya menjangkau 18,74 persen (2001) penduduk, dan hanya sebagian kecil di antaranya penduduk miskin (BPS, 2004);
Ketiga, terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan yang disebabkan oleh kesenjangan biaya pendidikan, fasilitas pendidikan yang terbatas, biaya pendidikan yang mahal, kesempatan memperoleh pendidikan yang terbatas, tingginya beban biaya pendidikan baik biaya langsung maupun tidak langsung;
Keempat, terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, dan perbedaan upah serta lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan pekerja perempuan seperti buruh migran perempuan dan pembantu rumahtangga;
Kelima, terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi. Masyarakat miskin yang tinggal di kawasan nelayan, pinggiran hutan, dan pertanian lahan kering kesulitan memperoleh perumahan dan lingkungan permukiman yang sehat dan layak. Dalam satu rumah seringkali dijumpai lebih dari satu keluarga dengan fasilitas sanitasi yang kurang memadai;
Keenam, terbatasnya akses terhadap air bersih. Kesulitan untuk mendapatkan air bersih terutama disebabkan oleh terbatasnya penguasaan sumber air dan menurunnya mutu sumber air;
Ketujuh, lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah. Masyarakat miskin menghadapi masalah ketimpangan struktur penguasaan dan pemilikan tanah, serta ketidakpastian dalam penguasaan dan pemilikan lahan pertanian. Kehidupan rumah tangga petani sangat dipengaruhi oleh aksesnya terhadap tanah dan kemampuan mobilisasi anggota keluargannya untuk bekerja di atas tanah pertanian;
Kedelapan, memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam, serta terbatasnya akses masyarakat terhadap sumber daya alam. Masyarakat miskin yang tinggal di daerah perdesaan, kawasan pesisir, daerah pertambangan dan daerah pinggiran hutan sangat tergantung pada sumberdaya alam sebagai sumber penghasilan;
Kesembilan, lemahnya jaminan rasa aman. Data yang dihimpun UNSFIR menggambarkan bahwa dalam waktu 3 tahun (1997-2000) telah terjadi 3.600 konflik dengan korban 10.700 orang, dan lebih dari 1 juta jiwa menjadi pengungsi. Meskipun jumlah pengungsi cenderung menurun, tetapi pada tahun 2001 diperkirakan masih ada lebih dari 850.000 pengungsi di berbagai daerah konflik;
Kesepuluh, lemahnya partisipasi. Berbagai kasus penggusuran perkotaan, pemutusan hubungan kerja secara sepihak, dan pengusiran petani dari wilayah garapan menunjukkan kurangnya dialog dan lemahnya pertisipasi mereka dalam pengambilan keputusan. Rendahnya partisipasi masyarakat miskin dalam perumusan kebijakan juga disebabkan oleh kurangnya informasi baik mengenai kebijakan yang akan dirumuskan maupun mekanisme perumusan yang memungkinkan keterlibatan mereka;
Kesebelas, besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga dan adanya tekanan hidup yang mendorong terjadinya migrasi. Menurut data BPS, rumahtangga miskin mempunyai rata-rata anggota keluarga lebih besar daripada rumahtangga tidak miskin. Rumahtangga miskin di perkotaan rata‑rata mempunyai anggota 5,1 orang, sedangkan rata-rata anggota rumahtangga miskin di perdesaan adalah 4,8 orang.
Sementara itu, Bank Dunia (2003; dalam Sahdan, Op. Cit) menyebutkan, penyebab dasar kemiskinan adalah: (1) kegagalan kepemilikan terutama tanah dan modal; (2) terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar, sarana dan prasarana; (3) kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor; (4) adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang kurang mendukung; (5) adanya perbedaan sumber daya manusia dan perbedaan antara sektor ekonomi (ekonomi tradisional versus ekonomi modern); (6) rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam masyarakat; (7) budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber daya alam dan lingkunganya; (8) tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik (good governance); (9) pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan.
Indikator utama kemiskinan menurut Bank Dunia adalah kepemilikan tanah dan modal yang terbatas, terbatasnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, pembangunan yang bias kota, perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat, perbedaan sumber daya manusia dan sektor ekonomi, rendahnya produktivitas, budaya hidup yang jelek, tata pemerintahan yang buruk, dan pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan.
Dari kajian epsitemologi, menurut penyebabnya, kemiskinan dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: kemiskinan individual, kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kemiskinan kultural. Kemiskinan individual yaitu kemiskinan yang disebabkan karena individu yang bersangkutan memang memiliki ciri individual (sifat, karakter) yang membuatnya jadi miskin. Sementara itu kemiskinan alamiah yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi alam yang buruk dan hampir tak memungkinkan orang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor struktural didalam masyarakat seperti peraturan-peraturan, sistem birokrasi, kebijakan pemerintah, praktek-praktek pembangunan yang koruptif dan sebagainya, terakhir kemiskinan kultural: yaitu kemiskinan yang disebabkan karena masyarakat setempat mengembangkan budaya (sistem kepercayaan, sistem nilai, pranata sosial dsb.) yang menghambat usaha pembangunan atau pengentasan kemiskinan (Wirutomo, 2007).
Menurut Giddens (2001: 311), kemiskinan juga dapat dibedakan menjadi “kemiskinan absolut” dan “kemiskinan relatif”. Orang disebut miskin absolut bila kemiskinannya berada di bawah garis batas yang telah ditentukan (garis kemiskinan). Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dipersepsikan oleh orang yang bersangkutan. Walaupun seseorang tidak tergolong miskin secara absolut, tetapi dia bisa merasa dirinya miskin.
Pemaparan beragam perspektif yang melihat kompleksitas kemiskinan di atas menunjukkan bahwa kemiskinan tidak bisa didefinisikan secara mudah dan simplistik karena tidak hanya berhubungan dengan kemampuan memenuhi kebutuhan material, tetapi juga sangat berkaitan dengan dimensi kehidupan manusia yang lain. Karenanya, kemiskinan hanya dapat ditanggulangi apabila dimensi-dimensi lain tersebut diperhitungkan. Dari berbagai definisi tersebut di atas, maka jika disimpulkan, indikator utama kemiskinan adalah; (1) terbatasnya kecukupan dan mutu pangan; (2) terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan; (3) terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan; (4) terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha; (5) lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, dan perbedaan upah; (6) terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi; (7) terbatasnya akses terhadap air bersih; (8) lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah; (9) memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam, serta terbatasnya akses masyarakat terhadap sumber daya alam; (10) lemahnya jaminan rasa aman; (11) lemahnya partisipasi; (12) besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga; (13) tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat.
Sementara itu, evolusi mengenai arti kemiskinan dan pengukurannya berkembang dari waktu-ke waktu. Andre Sumner (2007) memetakan nya sebagai berikut:
Tabel 1. Evolusi Makna dan Pengukuran Kemiskinan
Period Concept of Poverty Measurement of Poverty
1960s Economic GDP per capita growth
1970s Basic needs (inc.economic) GDP per capita growth + Basic needs
1980s Economic GDP per capita
1990s Human development (inc.economic) UNDP Human Development Indices
2000s Multi-dimensional ‘freedom’ Millenium Development Goals
Andre Sumner (2007)

Tabel. 2 Indikator Ekonomi dan Non-ekonomi Untuk Mengkur Kemiskinan
Economic poverty indicators
  • Income per capita
  • Real wages
  • Unemployment rate*


Income poverty lines
  • Percentage of population living on less than one dollar per capita*
  • Percentage of population living below the national poverty line
  • Percentage of population vulnerable to poverty through variance of income or assets


Income inequalty
  • Poverty gap and severitu indices at a dollar a day per capita*
  • Expenditure of bottom quintile as percentage of total expenditure*
  • Gini co-efficient


Non Economic Poverty Indicators
Education
  • Education enrolment rates*
  • Survival to the final grade of primary or secondary school/completion of of primary or secondary school*
  • Literacy rates*


Health and Nutrition
  • Malnutrition rates*/food or calorie consumption per capita/body-mass index
  • Mortality and morbidity rates/life expectancy/not expected to survivve to 40 years/infection rates*
  • Health service usage-skilled personnel at birth/*contraceptive-prevalence rate*/immunisation rates*


Environment
  • Acces to ‘impreved’ water sources*
  • Acces to ‘adequate’ sanitation*
  • Household infrastructure-permanet material used for walls of homes; electricity supply


Andre Sumner (2007)
Note: * denotes indicator is a Millenium Development Goal
Bagaimana pemerintah kita memahami kemiskinan? Fakta di lapangan menunjukkan, selama tiga dekade, upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia dilakukan dengan program-program pembangunan penyediaan kebutuhan dasar seperti pangan, pelayanan kesehatan, pendidikan, perluasan kesempatan kerja, pembangunan pertanian, pemberian dana bergulir melalui sistem kredit, pembangunan prasarana dan pendampingan, penyuluhan sanitasi, dan sebagainya. Dari serangkaian cara dan strategi penanggulangan kemiskinan tersebut, semuanya berorentasi pertumbuhan fisik (material), sehingga keberlanjutannya sangat tergantung pada ketersediaan anggaran dan komitmen pemerintah. Di samping itu, tatanan pemerintahan yang tidak demokratis menyebabkan rendahnya akseptabilitas dan inisiatif masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan dengan cara mereka sendiri. Inilah kesalahan paradigma pembanguan di negara kita yang tidak berpusat pada rakyat (people centered development), padahal untuk mengentaskan masyarakat miskin, blue print yang bermuatan option of the poor menjadi sebuah keniscayaan.
Kemiskinan merupakan realitas yang umurnya setua peradaban manusia, tapi pemahaman terhadapnya dan upaya untuk mengatasinya belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kemiskinan (dalam berbagai spektrum pemaknaan) sebagai masalah nasional, tidak dapat hanya diselesaikan oleh pemerintah melalui berbagai kebijaksanaan pembangunan, tetapi juga harus menjadi tanggung jawab bersama bagi semua pelaku pembangunan, termasuk media.

Yusuf, Iwan Awaluddin. “Judul Artikel”. http://bincangmedia.wordpress.com +URLnya. Tanggal akses), atau sesuai dengan etika dan tata cara pengutipan yang berlak
Baca selengkapnya » 0 komentar

tionghoa

Menyusuri gang-gang sempit di kawasan perkampungan Pecinan, Glodok Jakarta Barat, seakan memberi nuansa etnis China yang begitu kental. Dominasi warna merah dan kuning sebagai warna khas masyarakat Tionghoa dapat dijumpai dengan mudah. Bahkan bau khas hio, begitu menyengat tatkala kita menyusuri setiap lorong yang ada di sana.

Mungkin orang akan bertanya mengenai alasan mengapa di kawasan Glodok, banyak masyarakat etnis Tionghoa yang bermukim. Kabarnya, masyarakat bermata sipit ini sudah bercokol di sana sejak 3,5 abad silam. Tak heran jika kawasan tersebut dikenal sebagai daerah Pecinan karena memang mayoritas warganya adalah etnis China.

Kondisi ini tak lepas dari cerita sejarah yang berkembang di masyarakat. Dari tahun ke tahun, bahkan jauh sebelum kemerdekaan bangsa ini diproklamirkan oleh proklamator Bung Karno dan Bung Hatta, masyarakat dari etnis China secara turun temurun telah menetap di kawasan tersebut.

Sejarah pun pernah mencatat mengenai cerita pembantaian warga Tionghoa di kawasan Angke. Tak hanya itu, di kawasan Bidaracina pun warga minoritas asal asia timur ini juga mengalami nasib serupa setelah melakukan pemberontakan pada tahun 1740. Perlawanan etnis China ini meletus karena keberadaannya begitu dideskriminasikan oleh Kompeni Belanda.

Setelah pemberontakan itu terjadi, warga China kemudian diisolasi di sebuah penjara terbuka atau di sebuah perkampungan dengan pengawasan ketat dari tentara VOC. Sedangkan sebagian dari mereka yang dianggap menjadi biang kerusuhan atau otak pemberontakan, dipenjarakan di ruangan bawah tanah yang terletak di kantor Gubernur VOC, kini menjadi Museum Fatahillah.

Menurut pengamat sejarah, Arismawan Harjadi, warga Tionghoa dapat hidup berbaur dengan warga pribumi dan Eropa di kawasan pusat Kota (Kota Tua), setelah meletus pemberontakan itu. Maka warga Tionghoa tidak diperbolehkan lagi menetap di dalam pusat Kota. Mereka diasingkan di luar kota Batavia, dengan mendirikan perkampungan di luar kota yakni di Glodok dengan melakukan usaha sebagai pedagang.

Seiring perkembangan kota Batavia, lanjut Aris, di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon (JP) Coen, peradaban masyarakat Tionghoa di Glodok makin meningkat. Glodok menjadi perkampungan ramai dan pusat perdagangan daerah pinggiran. Sebagai kawasan pusat perdagangan, daya tarik Glodok mengundang banyak perhatian masyarakat sekitar untuk datang ke kawasan tersebut.

Hingga turunnya JP Coen pada tahun 1811 digantikan Gubenur Jendral VOC yang baru, yakni Deandles, kawasan Glodok tetap dipertahankan mengingat banyak bangunan kuno dihancurkan. "Ketertarikan Deandles terhadap Glodok dibuktikan dengan dibangunnya jalan dari kota lama menuju kota baru di kawasan Gambir dengan melintas kawasan Glodok. Jalan itu saat ini dikenal dengan nama Jl Gajahmada," ujarnya kepada beritajakarta.com, Kamis (22/10).

Masyarakat keturunan asli Glodok pun menganggap kawasan ini sebagai penjara massal. Seperti dikatakan Afu (45), warga Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. Para keluarga mereka yang terdahulu, pernah diasingkan di tempat tersebut, saat zaman penjajahan. "Glodok saat itu merupakan bentuk diskriminasi penjajah terhadap warga keturunan yang tak lebih tempat pengasingan atau penjara masal warga Tionghoa," tutur Afu.

Menurut Afu, keberadaan warga Tionghoa di kawasan tersebut juga mengilhami pemberian nama Glodok. Pasalnya, dulu sebelum nama Glodok itu ada, perkampungan ini merupakan kawasan subur karena terdapat penampungan air. Anehnya, air di tempat penampungan itu selalu mengucur ke pemukiman penduduk. Kala itu, warga pribumi menyebutnya sebagai `grojokan`. Namun warga etnis Tionghoa sering menyebut `glodokan`.

Nah karena penghuninya kebanyakan warga Tionghoa, maka mereka lebih senang menyebut `Glodok`. Sedangkan daerah pusat pancuran air, kini di namakan Pancoran, Glodok. Dewasa ini Glodok menjadi nama sebuah kelurahan yang masuk wilayah Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat dengan jumlah penduduk Tionghoa sebanyak 75 persen dari 11 ribu jumlah penduduk Kelurahan Glodok.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Armada Tua Peraih Penghargaan, Tak Dihargai

PEKANBARU-Kota Pekanbaru, ketika dimendengar namanya hampir seluruh orang yang berada di Indonesia menginginkan datang ke kota yang mendapat julukan Adipira yang telah tujuh kali secara berturut-turut kota bertuah ini memperoleh penghargaan sebagai kota terberseih se-Indonesia. hal ini merupakan sebuah kebanggaan yang sangat bisa menjadi bahan pembicaraan ketika berkujung ke provinsi tetangga bahkan bagi warga Riau yang merantau mencari penghidupan di kampung orang.

Namun coba renungkanlah sejenak, penghargaan yang diraih tersebut bukanlah tanpa ada masalah dan cobaan yang datang. Sebut saja Truk Pasukan kuning sebuah armada pengangkut sampah, yang selalu beroperasi setiap harinya untuk mengangkut seluruh hasil buangan masyarakat pekanbaru yang ada di seluruh jalan protokol. Mulai dari sampah yang sifatnya basah yang memiliki kadar asam yang sangat tinggi serta mengeluarkan bau yang sangat menyengat sampai ke jenis sampah yang masih bisa menghasilkan rupiah selalu diangkutnya guna terciptanya kebersihan kota bertuah kebanggaan warga Riau diseluruh Indonesia ini.

Sayangnya, Armada mengangkut sampah itu sekarang sudah hampir mencapai batasnya, bagaimana tidak dengan setiap hari mengangkut sampah kadar keasama sangat tinggi mesin mesin mana yang sanggup bertahan lama. Tambah lagi usia dari armada tersebut telah diatas lima tahun, sudah sering mogok, rusak dan kurang di perhatikan pasalnya funggsinya telah tak seperti waktu baru dulu.

Jika ditanyakan, ADIPURA yang diperoleh  itu milik siapa? maka orang bilang milik masyarakat kota pekanbaru. Namun kenyataannya tidak begitu, Pasukan Kuning beserta armadanyalah yang sebenarnya berhak menyandang predikat itu. karena merekalah yang setiap hari membersihkan dan mengangkut dan membuangnya ketempat yang jauh dari pusat kota, tapi kenapa warga kota yang seenaknya saja mengklaim itu punya kita.

Sungguh ironis memang, ketika kita tang bekerja orang lain yang mendapat nikmatnya. tapi baik itu pesukan kuning ataupun aramada hanya bisa diam sembari mengurut dada dan berkata inilah hasil yang kami dapat setelah bersusah payah menghilakan sampah dikota ini, sementara Armada tua hanya bisa memberontak dengan rusaknya satu-persatu dari mesin yang dipaksa kerja tanpa henti tersebut.

Edi Fahmi seorang petinggi dari Dinas Kebersihandan Pertamanan Kota(DKP) Pekanbaru pernah mengatakan bahwa sebenarnya armada dan pasukan kuning yang mereka miliki sangatlah kurang, namun karena alasan kekurangan anggaran untuk mengusulkan penambahan armada ataupun pasukan kuning sangatlah sulit, padalah peran kedua aspek tersebut sangatlah penting untuk mempertahankan apa yang selalu menjadi milik kota bertuah ini.

Bayangkan saja kota Pekanbaru yang sangat luas ini, hanya di berikan armada sebanyak 15 unit dan jumlah pasukan kuning hanya 360 orang. Sungguh tidak sebanding dengan jumlah sampah yang hampir mecapai 200 ton perhari. Namun yang namanya tugas, wajib dikerjakan dengan armada seta pasukan yang seadanya DKP tetap mengupayakan semuanya berjalan seperti yang diharapkan seluruh masyarakat Pekanbaru.

Mulai dari Pagi hingga Malam, baik itu Armada ataupun pasukan kuning digilir untuk mengangkat sampah dan membersihkan kota betuah ini. serta terbesit sedikit harapan dengan adanya pengajuan jumlah personil dan armada di tahun yang akan datang sehingga ada tenaga segar yang bisa membantu untuk kebersihan kota.

Bukan hanya itu, Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk mau bekerjasama dan saling bantu, untuk menciptakan pekanbaru bersih dan nyaman menjadi kebanggaan kita semua.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Riau Expo 2011 Pasar Malam Area Paling Ramai



PEKANBARU-Pameran Riau Expo telah menjadi agenda tahunan masyarakat Riau ini telah bekerja sama dengan berbagai jenis bidang usaha untuk dipamerkan pada acara tersebut, mulai dari binaan pemerintah hingga pihak swasta ada semua di Riau Expo. Namun setelah dibukanya pada Malam minggu kemarin stand yang menjadi perhatian masyarakat adalah Pasar malam, karena di tempat tersebut ada berbagai macam permainan baik untuk anak-anak ataupun untuk kaum dewasa.

Sebagaimana dikatakan Dona (23) seorang remaja yang sengaja datang untuk melihat-lihat apa saja yang di pamerkan pada Riau Expo 2011 ini. serta ia sangat senang karena pada acara ini semuanya lengkap mulai dari permainan yang memacu adrenalin hingga sufenir-sufenir yang menarik  dengan harga yang sangat terjangkau, apalagi di pasar malam semua di jual dengan harga yang reletif murah.

"Jadi kalo ke Riau Expo, ga puas jika belum berkunjung  kepasar malamnya karena bisa cuci mata dengan berbagai barang yang unik-unik serta banyak hal yang menarik lagi," ungkapnya ketika di temui Haluan Riau (18/9).

Dia juga menambahkan, bahwa pameran ini menjadi ajang promosi bagi banyak masyarakat yang kurang terkenal produknya, dan juga sangat begus karena pihaknya bisa belajar dengan melihat-lihat hasil karya yang tidak pernah terfikir sebelumnya.

"lihat saja, ada sufenir yang dibuat dari bahan alami, yang sebenarnya di Riau ini bahan bakunya melimpah tapi kurang di mamfaatkan," tambahnya lagi.

Hal senada juga dikatakan Fitri(25) seorang yang sengaja datang dari Panam untuk jalan-jalan dan melepas penat ke Riau Expo dengan teman-temannya. Ia mengatakan bahwa Dipasar malam lebih ramai da mengasikkan karena ada banyak permainan yang menantang. Dan di Riau Expo ini seperti tempat seba ada mulai dari makanan hingga tempat bermain semua ada disini.

"Disini lebih asyik dan tidak perlu mengeluarkan biaya bersar untuk mencoba atau pun melihat-lihat pameran disini," tambahnya lagi.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Dinas Perikanan dan Kelautan Riau Ikut Ramaikan Riau Expo 2011 Bakso ikan,Udang dan Ayam Paling Di Gemari Pengunjung


PEKANBARU-Pameran Riau Expo adalah tempat dimana semua masyarakat dapat untuk ambil bagian dalam hal unjuk gigi atas semua hasil karya, baik itu berupa kerajinan tangan ataupun dalam bidang kuliner. dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan Riau juga membuka stand untuk mempromosikan Bakso yang berbahan dasar dari ikan, udang dan ayam.

Hasil karya ini sangat disambut positif oleh pengunjung yang datang, seperti halnya Rahayu(23) ia sangat menyukai bakso ikan yang di sajikan oleh binaan dinas Perikanan dan kelautan tersebut.

"rasanya beda dengan bakso biasanya, karena berbahan dasar ikan seperti patin, selais, dan sebgainya." Katanya ketika ditemui Haluan Riau. Minggu (18/9).

Dia juga menambahkan, bahwa harga yang di patok sesuai sangat terjangkau dan boleh memilih mau bakso yang mana. itu terserah oleh pelanggan.

"jadi kita bisa rasakan bagai mana inovasi bakso yang di sugukan oleh binaan dinas perikanan ini," katanya.

Dan untuk mencari dimana stand bakso ini sangat mudah, cukup masuk dari gerbang depan dan kita bisa langsung melihat ada stand yang memajang barbagai produk kuliner dengan bahan dasar ikan. "dan disanalah tempat Bakso yang rasanya gurih seta besar basar seperti bola tenis itu," katanya lagi.

Hal senada juga diungkapkan Riko (24) seorang remaja yang datang untuk melihat pameran di Riau Expo, ia juga sangat menyukai bakso ikan tersebut. dan pada hari pertama dari Riau Expo stan bakso ini langsung diserbu oleh para pengunjung, pasalnya denga cuaca yang dingin karena hujan seharian membuat bakso ikan ini sengat di gemari pengunjung.

"Dingin-dingin gini lebih enak makan bakso ikan yang gurih dan besar," tutupnya
Baca selengkapnya » 0 komentar

IPC, Fitra Riau Dan Kemitraan Kunjungi Haluan Riau "Bahas Existensi Riau DiPusat Mendatang"



PEKANBARU-Dalam rangka mewujudkan paelemen yang lebih efektif dan ekuantable, baik itu di tingkat pusat maupun daerah, Indonesia Parliamentari Center (IPC), Kemitraan dan Fitra Riau Kunjungi Haluan Riau yang ingin mendiskusikan bagaimana Existensi suara rakyat Riau nantinya pada Pemilu yang akan datang. Pasalanya belajar dari pemilu yang telah berlalu, porsi kursi perwakilan dari Riau hanya 11 kursi dari 13 kursi yang diharuskan.

Berdasarkan Hal itulah ketiga persatuan tersebut datang dan langsung mendiskusikan pemasalahan yang telah berlarut-larut demi terciptanya sebuah pemerintahan yang bisa menyalurkan aspirasi rakyatnya.

"Tujuan kami ke Haluan Riau, Untuk seling berbagi ilmu dan pengetahunan terkait prinsip pemilu yang demokratis dan kesetaraan suara serta bisa kita bahas di Diskusi yang akan kami lakukan Selasa(20/9) besok," ungkap Agus salah seorang perwakilan dari Kemitraan yang erasal dari Jakarta.

Dia juga menambahakan, bahwa porsi kursi perwakilan rakyat Riau telah di zolimi dengan peraturan-peraturan yang tidak tau ujung pangkalnya, padalah juka di lihat dari jumlah penduduk Riau yang mencapai lima jutaan jiwa seharusnya bisa memperoleh 13 kursi di pemerintahan pusat.

"namun sayang, Riau hanya menempati sebelas bangku di pusat, dan yang dua lagi kemana hilangnya," katanya dengan nada yang mempertanyakan.

Hal ini langsung disambut hangat oleh Pimpinan Redaksi Haluan Riau, Ahmad Zulcani, Ia mengatakan ini adalah masalah yang mesti kita angkat kepermukaan, dari Haluan Riau sangat mendukung adanya diskusi semacam ini, serta Haluan Riau siap membeantu jika itu adalah menyangkut hak dari warga Riau.

"Memberikan penjelasan dan pengajaran bagi seluruh masyarakat adalah visi dan misi kami dari Haluan Riau," sambutnya.

Selanjutnya, Zulcani menjelaskan, bahwa untuk menyatukan suara rakyat tidak semudah membalikkan telapak tangan, Pasalnya hal tersebut tergantung pada sifat dan watak dari suatu daerah.

"Jika daya gugat dan lobi politiknya lemah, maka untuk mensosialisasikan apa yang kita inginkan pada pemilu mendatang sangatlah sulit." tuturnya,

Menanggapi hal demikian, Agus beserta dua LSM yang hadi sepakat, bahwa pihaknya datang untuk memberikan informasi bahwa hak dari Rakyat riau telah disunat. dan pihaknya sangat berharap kepada maysarakat bisa membuka mata atas ketidak adilan yang telah terjadi selama bertahun-tahun.

"jangan sampai karena ini kita bercerai berai, ini hanya perlu kita luruskan supaya semua lebih trasparan sehingga seluruh rakyat bisa tau,' harapnya.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Citycar Semakin Dilirik Semua Kalangan.



PEKANBARU-Untuk pasar otomotif di Indonesia kelas City Car semakin dilirik oleh semua kalangan, Ini terbukti dari nilai angka penjualan city Car terus merangkak naik di Indonesia. Berdasarkan  data yang dikeluarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) total penjualan kelas city car dalam kurun waktu delapan bulan (Januari-Agustus) mencapai 20,886 unit.

Hal ini bukan tampa alasan, pasalnya dari mulai dari mesin yang telah menggunakan teknologi tinggi dan kesan mewah yang di tampilkan membuat semua orang yang melihatnya menjdai tertarik untuk mencoba dan memilikinya.

Sebagai buktinya, Dari data yang dikeluarkan Gaikindo tersebut Nissan March berhasil memimpin di kelas kendaraan lima penumpang ini. Dimana PT Nissan Motor Indonesia (NMI) sebagai agen tunggal pemegang merek Nissan berhasil menjukan penjualan March sebanyak 9,005 unit.

Selain itu untuk di posisi kedua di ambil oleh Suzuki Splash dengan total penjualan 5,116 unit. Sementara diurutan tiga dan empat besar ditempati Suzuki Karimun Estilo dan Kia Picanto, masing-masing berhasil menjual 2,813 unit dan 2,073 unit.

Dan pada urutan berikutnya ditempati Chevrolet Spark 626 unit, Geely LC 432 unit, Hyundai i10 369 unit, Smart 219 unit, Chery QQ 170 unit Proton Savvy 45 unit, Proton Neo 16 dan Mitsubishi I-MIEV 2 unit.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Nissan March Lebih Irit dan Mewah Membuatnya Diminati



PEKANBARU-Kendaraan city car ini paling banyak disukai dan dicari masyarakat, terutama kalangan wanita. Hal ini dikarenakan desainnya yang mewah , dan konsumsi BBM yang irit. atas alasan inilah Nissan March menjadi pilihan utama warga di perkotaan Khususnya kota Pekanbaru.

"Dengan itu dari kami merekomendasikan Nissan March untuk sebuah mobil keluarga baru." ungkap Erwin selaku seles suvervisor Nissa ketika ditemui Haluan Riau Senin (20/9).

Apalagi dengan mesin berkapasitas 1.2 Liter (1.198 cc), 3 silinder segaris, double over-head camshaft (DOHC), dan dilengkapi dengan valve timing control (VTC). Mesin itu menghasilkan tenaga maksimum 78 PK pada 6.000 putaran mesin per menit (rpm) dan torsi maksimum 106 Nm pada 4.400 rpm.

"membuatnya sangat cocok dikendaria oleh seorang wanita," katanya lagi

Tenaga dan torsi mesin disalurkan ke roda depan melalui persneling otomatik yang menggunakan continuously variable transmission (CVT). Kecepatan maksimum Nissan March 140 kilometer per jam. dan yang membuat Nissan March di minati, mobil ini mengonsumsi 1 liter bensin untuk menempuh perjalanan sejauh 20 kilometer. Itu berarti dengan kapasitas tangki 41 liter terisi penuh, Nissan March dapat melakukan perjalanan sejauh 820 kilometer.

"Bisa kita banyangkan keiritan mobil ini, dengan beberapa liter saja kita sudah bisa untuk berkeliling kota pekanbaru," tambahnya

Walaupun kecil, tetapi interior Nissan March, ergonomis, dan lincah dikendarai. Dari luar mobil terlihat memiliki kualitas yang baik, demikian juga interiornya. Walaupun interiornya didominasi plastik, tetapi tidak terkesan murahan. Bahkan, pada varian yang lebih tinggi, Nissan March dilengkapi dengan climate control otomatis, sesuatu hal yang langka bagi mobil-mobil di kelasnya dan untuk gadget yang dikeluarkan jika memiliki kendaraan mewah dan super irit ini bisa dengan dua cara yaitu langsung bayar tunai, ataupun Kredit.

"Karena Nissan Murch ini buka dengan harga  141,1 juta," tutupnya.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Estilo Lincah, Menyenangkan dan Efisien



PEKANBARU-Sebagai penyempurnaan dari Legenda City Car di indonesia, Karimun Estilo tampil lebih dewasa dan elegan. Namun tentu saja tanpa melupakan sisi utama sebuah Mobil City Car yakni lincah, menyenangkan dan efisien. Hal inilah yang diutamakan oleh Suzuki untuk kenyamanan dan mewahan yang disugukan untuk pencinta mobil didaerah perkotaan.


"Kebanyakan yang menggunakan Estilo ini adalah para pegawai negeri, karena harganya karena dari desainnya yang mewah serta kabinya yang dapat membawa lima orang," ungkap Fatoni ketika ditemui Haluan Riau. Senin (20/9)

Dia juga menambahakan, Mesin dari mobil ini sendiri yaitu K10B yang diusung Karimun estilo memiliki 3 Silinder dan diperkaya dengan tehnology tinggi. Hasilnya adalah torsi kuat yang dirasakan sejak putaran bawah, emisi bersih dan konsumsi bbm hemat. Bakan dengan konsumsi bbm kombinasi 19,2 Km/liter,

"mobil ini adalah  salah satu mobil teririt di indonesia," tambahnya lagi

Ketika di tanyakan bagaimana dengan ruang kabin dari Estilo sendiri, Ia mengatakan bahwa untuk ruang dalam mobil ini lebih lega dan luas, karena ada lima unit tempat duduk yang bisa di isi serta bagasinya lebih besar dan cukup untuk tempat barang-barang bawaan.

"Interiornya lebih mengutamakan kenyamannan dan kemewahan dengan bagasi yang luas serta kabin yang lebih lega dan nyaman," katanya

Lebih jauh ia mengatakan Estilo yang lincah dan mengutamakan kenyamanan ini di lempar keparan dengan gatget Rp130 jutaan.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Hyundai I10 Si Mungil Yang Elegan



PEKANBARU-Hyundai menghadirkan mobil i10 dengan wajah barunya yang lebih segar. Mobil kecil perkotaan ini memang berfitur sedikit. Bukan berarti mobil ini memiliki banyak kekurangan, karena disinilah letak keunggulan dari mobil yang Mungil serta mengutamakan kemewahan dan keeleganan sebuah kendaraan.

"Sebenarnya type Citycar itu sama, namun dari hyundai sendiri lebih mengutamakan fitur-fitur yang minimalis serta penampilan yang terkesan lebih mewah," ungkap William ketika ditemui Haluan Riau, Senin (20/9).

Ditambah lagi, mobil ini memiliki Dashboard yang hanya dapat pengatur suhu AC, on/of AC dan pengatur arah AC, serta Hyundai i10 ini memiliki pemutar CD dan kaset dengan suond yang mempunyai kualitas tinggi.

"mobil ini di lengkapi dengan sound sistem yang bisa memutar CD, sehingga lebih menghasilkan suara yang lebih berkualitas," katanya

Tak lupa, wajah baru mobil ini pun terlihat begitu agresif. Dengan bumper depan ‘garang’ serta kisi-kisi grill dan foglam berdesain tajam sehingga menimbulkan kesan sporty. Terlebih saat melihat pelk 13 dan 14 inci dengan desain palang baru, Hyundai i10 makin terlihat menggiurkan. dan mobil ini membawa mesin 1.100 cc yang memiliki tenaga hingga 69 Ps dengan torsi 99,05 Nm berhasil diredam dengan baik oleh mobil ini.

Lebih lanjut, mobil ini dibanderol dengan harga Rp 136,3 juta. dengan sistem pembayaran  yang terbagi atas dua bagaian yaitu cash dan kreadit.

"Semua tergantung oleh konsumen dan kami akan memberikan banyak kemudahan jika membeli dengan sistem kreadit, yaitu cashback Rp2,5 juta langsung." tutupnya
Baca selengkapnya » 0 komentar

Picanto Menang Disegala Medan Dikelasnya



PEKANBARU-Varian baru mereka untuk kelas mobil perkotaan. Pabrikan asal Korea Selatan tersebut meluncurkan All New Kia Picanto dengan segenap penyegaran di berbagai lini, baik eksterior, interior, dimensi, maupun mesin.

Picanto mengalami sejumlah penyegaran di bagian luar, seperti pengadopsian grill Tiger Nose seperti yang dipakai All New Sportage dan beberapa model baru KIA. Picanto terbaru memiliki dimensi lebih panjang dari model sebelumnya, kini panjangnya mencapai 3,6 meter dan wheelbase lebih panjang 15 mm.

"Selain desain yang berubah total hasil karya team design KIA pimpinan Peter Schreyer, berbagai perubahan juga dilakukan, antara lain dengan menggunakan mesin Kappa generasi baru yang memiliki power yang besar namun hemat bahan bakar, serta menghasilkan emisi CO2 yang rendah," papar Doni, selaku marketing ketika Komfirmasi Haluan Riau, Senin (20/9).

Memiliki dimensi lebih besar membuat suasana ruang kabin terasa lebih luas. Kia menyodorkan dua pilihan warna interior, yakni Ebony Black dan Grey Alpine dengan jok model baru, seperti active headrest pada kursi depan dan helmet type headrest di belakang. Untuk sistem audio, Picanto menggunakan CD MP3 player, radio yang telah dilengkapi koneksi AUX, iPod, dan USB dengan 4 speaker.

Picanto dibekali mesin Kappa 4 silinder Dual CVVT DOHC berkapasitas 1.248cc. Mesin generasi terbaru ini mampu menyemburkan tenaga hingga 87 ps pada 6.000 rpm dan torsi 12.3 kg.m pada kisaran 4.000 rpm. Picanto juga telah dilengkapi dengan ECO Mode yang mampu menekan konsumsi bahan bakar sehingga lebih ekonomis. Mobil ini tersedia dalam pilihan transmisi manual 5 percepatan dan otomatis 4 percepatan.

All New Picanto hadir dalam 9 pilihan warna (1 solid dan 8 warna metallic), yakni Signal Red, Clear White, Galaxy Black, Bright Silver, Titanium Silver, Lemon Grass, Honey Bee, Cafe Mocha dab Milky Beige. Mengenai harga, All New Picanto di banderol Rp125 juta untuk versi transmisi manual, sedangkan otomatis dipatok Rp 139 juta
Baca selengkapnya » 0 komentar

Minggu, 18 September 2011

Keadilan Antara Terdakwa Tipikor Dan Terdakwa Umum Biasa

PEKANBARU-Kinerja pengadilan Tindak Pidana Korupsi (tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru, tentunya memberikan harapan baru bagi pemberantasan korupsi, khsusnya di Riau. Baik itu terhadap terdakwa yang diajukan oleh KPK, mapun dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada pengadilan di wilayah masing- masing.

Namun semenjak diadakannya pengadilan tipikor di Pekanbaru, banyak pandangan pro dan kontra di masyarakat dalam menjadikan pengadilan sebagai satu-satunya wadah untuk memberikan perlakukan keadilan kepada para terdakwa. Dan yang paling mencolok saat ini adalah cara mendapatkan perlakukan dimata hukum. Keadilan mengenai status terdakwa yang memang jauh berbeda dari kasus yang dialami oleh terdakwa pada pidana umum.
Katakanlah persidangan dalam kasus narkoba, pencurian, penganiayaan dan umum lainnya, Seperti contoh penyidangan di pengadilan terhadap pelaku narkoba yang ditangkap saat bermain judi pasca bekerja. Sebut saja perbedaan tuntutan yang diberikan jaksa kepada terdakwa tipikor dengan tuntutan pada terdakwa kasus umum tadi. Tidak jauh berbeda, atau hanya beda tipis, meskipun siapa yang dirugikannya dan berapa banyak kerugian yang diakibatkan karena perbuatanya. Bahkan tidak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan.

Salah satu kasus Tipikor, sebut kasus terdakwa Tengku Harun Malik (56), mantan PNS Disdikpora Kampar, terdakwa dituntut JPU, 2,5 tahun penjara. Secara sah menurut JPU pada sidang beberapa waktu lalu, terdakwa telah melanggara pasal yang didakwakan, sehingga selain dituntut 2,5 tahun, juga dikenai denda Rp 50 juta dan subsider 6 bulan kurungan.
Dimana dalam penyidikan kasus ini, disdikpora Kampar melakukan pengadaan pakaian dinas harian (PDH) dengan anggaran APBD 2007 sebesar Rp3,611 miliar dan pengadaan pakaian korpri dengan anggaran Rp2,383 milyar. Terdakwa yang bertindak selaku pejabat pembuat komitmen (PPK) dan pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK). Dalam fakta persidangan melakukan mar up atas ongkos atau upah menjahit pakaian yang seharusnya ongkos tersebut diberikan kepada UPTD di 12 kecamatan, Intinya untuk masyarakat banyak.
Dalam Kronologisnya terdakwa mengambil keuntungan dari nilai sebesar Rp Rp10 sampai Rp15 ribu, per stelnya dikalikan 14.986 stel pakaian dinas. Maka kerugian

keuangan negara dalam kasus ini yakni, Rp271.757.000, yang berhasil diraup terdakwa. Hanya 2,5 tahun dengan merugikan uang rakyat dengan jumlah yang cukup tinggi. Sementara salah seorang terdakwa Narkoba yang hanya sebagai korban untuk dirinya sendiri, sampai dituntut JPU dengan tuntuan 4,6 tahun penjara.
Seperti seorang terdakwa narkoba, seorang penyanyi orgen tunggal bernama Mella Kurnia (21), dituntut jaksa hukuman penjara selama 4 tahun dan 6 bulan penjara. Wanita muda beranak satu ini, diduga hanya korban dari pelaku bisnis narkoba. Dimana Arif meminta terdakwa untuk mengantarkan satu paket sabu seharga Rp300 ribu kepada pemesannya Rahmat (DPO). Lalu Mella pun menemui Rahmat di Wisma Tirta.
Setelah bertemu dengan Rahmat, lalu Mella menyerahkan barang yang awalnya diakuinya tak tahu apa barang yang mau diantat itulah yang membuat wanita yang sudah memiliki seorang anak itu, di tuntut 4,6 tahun, Karena dari hasil penggeledahan dari saku celana sebelaalah kirinya ditemukan sabu seberat 0,05 yang terbungkus dalam plastik bening.
Selain itu ada perbedaan lagi yang mencolok antara terdakwa Tipikor dengan terdakwa pidana biasa (umum) dimana terdakwa kasus korupsi yang diproses di pengadilan umum ini terkesan bebas berkeliaran kesana kesini ketika menunggu proses persidangan. Namun berbeda ketika dilihat para terdakwa tindak pidana biasa tadi, mereka di kurung dalam ebuah sel untuk menunggu proses. Bahkan waktu disidangkan pun sudah larut dan berlama-lama, sehingga kesaanya tak penting lagi keadilan bagi mereka.
Pengadilan memang mampu memberi kepastian hukum, tapi sangat sukar untuk member rasa keadilan hukum. Selain sistem birokrasi penangan kasus yang terkesan berbelit-belit, sistem yang tidak konsisten juga melahirkan peradilan yang sulit. Pembiayaan-pembiayaan yang terdapat pada prosedur secara non pormal sebut saja pungli pada tahap serta proses persidangan sangat menyiksa masyarakat kecil pencari keadilan. Tambah lagi, paradigma masyarakat mengangap pengadilan sama hal akan tempat jual beli hukum, sebeb masih banyak oknum-oknum pengadilan dan kejaksaan yang berwajah tak bersahabat terhadap masyarakat yang datang. Semoga rasa keadilan dan keharmonisan benar-benar bisa diwujudkan di pengadilan dalam melayani masyarakat.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Dinas Perikanan dan Kelautan Riau Ikut Ramaikan Riau Expo 2011 Bakso ikan,Udang dan Ayam Paling Di Gemari Pengunjung



PEKANBARU-Pameran Riau Expo adalah tempat dimana semua masyarakat dapat untuk ambil bagian dalam hal unjuk gigi atas semua hasil karya, baik itu berupa kerajinan tangan ataupun dalam bidang kuliner. dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan Riau juga membuka stand untuk mempromosikan Bakso yang berbahan dasar dari ikan, udang dan ayam.

Hasil karya ini sangat disambut positif oleh pengunjung yang datang, seperti halnya Rahayu(23) ia sangat menyukai bakso ikan yang di sajikan oleh binaan dinas Perikanan dan kelautan tersebut.

"rasanya beda dengan bakso biasanya, karena berbahan dasar ikan seperti patin, selais, dan sebgainya." Katanya ketika ditemui Haluan Riau. Minggu (18/9).

Dia juga menambahkan, bahwa harga yang di patok sesuai sangat terjangkau dan boleh memilih mau bakso yang mana. itu terserah oleh pelanggan.

"jadi kita bisa rasakan bagai mana inovasi bakso yang di sugukan oleh binaan dinas perikanan ini," katanya.

Dan untuk mencari dimana stand bakso ini sangat mudah, cukup masuk dari gerbang depan dan kita bisa langsung melihat ada stand yang memajang barbagai produk kuliner dengan bahan dasar ikan. "dan disanalah tempat Bakso yang rasanya gurih seta besar basar seperti bola tenis itu," katanya lagi.

Hal senada juga diungkapkan Riko (24) seorang remaja yang datang untuk melihat pameran di Riau Expo, ia juga sangat menyukai bakso ikan tersebut. dan pada hari pertama dari Riau Expo stan bakso ini langsung diserbu oleh para pengunjung, pasalnya denga cuaca yang dingin karena hujan seharian membuat bakso ikan ini sengat di gemari pengunjung.

"Dingin-dingin gini lebih enak makan bakso ikan yang gurih dan besar," tutupnya
Baca selengkapnya » 0 komentar

Copyright © Dani Quinchy HaluaN 2010

Template By Nano Yulianto