Senin, 19 September 2011

Armada Tua Peraih Penghargaan, Tak Dihargai

PEKANBARU-Kota Pekanbaru, ketika dimendengar namanya hampir seluruh orang yang berada di Indonesia menginginkan datang ke kota yang mendapat julukan Adipira yang telah tujuh kali secara berturut-turut kota bertuah ini memperoleh penghargaan sebagai kota terberseih se-Indonesia. hal ini merupakan sebuah kebanggaan yang sangat bisa menjadi bahan pembicaraan ketika berkujung ke provinsi tetangga bahkan bagi warga Riau yang merantau mencari penghidupan di kampung orang.

Namun coba renungkanlah sejenak, penghargaan yang diraih tersebut bukanlah tanpa ada masalah dan cobaan yang datang. Sebut saja Truk Pasukan kuning sebuah armada pengangkut sampah, yang selalu beroperasi setiap harinya untuk mengangkut seluruh hasil buangan masyarakat pekanbaru yang ada di seluruh jalan protokol. Mulai dari sampah yang sifatnya basah yang memiliki kadar asam yang sangat tinggi serta mengeluarkan bau yang sangat menyengat sampai ke jenis sampah yang masih bisa menghasilkan rupiah selalu diangkutnya guna terciptanya kebersihan kota bertuah kebanggaan warga Riau diseluruh Indonesia ini.

Sayangnya, Armada mengangkut sampah itu sekarang sudah hampir mencapai batasnya, bagaimana tidak dengan setiap hari mengangkut sampah kadar keasama sangat tinggi mesin mesin mana yang sanggup bertahan lama. Tambah lagi usia dari armada tersebut telah diatas lima tahun, sudah sering mogok, rusak dan kurang di perhatikan pasalnya funggsinya telah tak seperti waktu baru dulu.

Jika ditanyakan, ADIPURA yang diperoleh  itu milik siapa? maka orang bilang milik masyarakat kota pekanbaru. Namun kenyataannya tidak begitu, Pasukan Kuning beserta armadanyalah yang sebenarnya berhak menyandang predikat itu. karena merekalah yang setiap hari membersihkan dan mengangkut dan membuangnya ketempat yang jauh dari pusat kota, tapi kenapa warga kota yang seenaknya saja mengklaim itu punya kita.

Sungguh ironis memang, ketika kita tang bekerja orang lain yang mendapat nikmatnya. tapi baik itu pesukan kuning ataupun aramada hanya bisa diam sembari mengurut dada dan berkata inilah hasil yang kami dapat setelah bersusah payah menghilakan sampah dikota ini, sementara Armada tua hanya bisa memberontak dengan rusaknya satu-persatu dari mesin yang dipaksa kerja tanpa henti tersebut.

Edi Fahmi seorang petinggi dari Dinas Kebersihandan Pertamanan Kota(DKP) Pekanbaru pernah mengatakan bahwa sebenarnya armada dan pasukan kuning yang mereka miliki sangatlah kurang, namun karena alasan kekurangan anggaran untuk mengusulkan penambahan armada ataupun pasukan kuning sangatlah sulit, padalah peran kedua aspek tersebut sangatlah penting untuk mempertahankan apa yang selalu menjadi milik kota bertuah ini.

Bayangkan saja kota Pekanbaru yang sangat luas ini, hanya di berikan armada sebanyak 15 unit dan jumlah pasukan kuning hanya 360 orang. Sungguh tidak sebanding dengan jumlah sampah yang hampir mecapai 200 ton perhari. Namun yang namanya tugas, wajib dikerjakan dengan armada seta pasukan yang seadanya DKP tetap mengupayakan semuanya berjalan seperti yang diharapkan seluruh masyarakat Pekanbaru.

Mulai dari Pagi hingga Malam, baik itu Armada ataupun pasukan kuning digilir untuk mengangkat sampah dan membersihkan kota betuah ini. serta terbesit sedikit harapan dengan adanya pengajuan jumlah personil dan armada di tahun yang akan datang sehingga ada tenaga segar yang bisa membantu untuk kebersihan kota.

Bukan hanya itu, Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk mau bekerjasama dan saling bantu, untuk menciptakan pekanbaru bersih dan nyaman menjadi kebanggaan kita semua.
Baca selengkapnya »

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Dani Quinchy HaluaN 2010

Template By Nano Yulianto